PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP STRATEGI POSITIONING PRODUK FRUIT TEA DI KOTA DENPASAR - Mengejar Layangan

Breaking

Saturday 25 June 2011

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP STRATEGI POSITIONING PRODUK FRUIT TEA DI KOTA DENPASAR


Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia sangat menggemari minuman teh. Hasil survei oleh berbagai lembaga riset antara lain AC Nielsen, MARS dan SWA, sejak tahun 1999 hingga 2003 menunjukkan, tingkat penetrasi pasar untuk teh mencapai lebih dari 95 persen. Itu artinya, minuman teh nyaris telah atau pernah dikonsumsi oleh setiap anggota masyarakat. Bahkan riset dari MARS di lima kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Semarang, menunjukkan, penetrasi pasar oleh minuman teh lebih tinggi dari minuman kopi yang hanya dikonsumsi oleh 79 persen penduduk Indonesia khususnya di perkotaan (sinarharapan.co.id, 2003)
Teh botol Sosro bukan hanya raja minuman teh dalam kemasan botol tapi juga menumbangkan dominasi Coca-cola di kategori besar industri minuman. SWA menyebutkan nilai penjualan teh botol sosro ditaksir lebih dari 2,2 Trilyun Rupiah dan pangsa pasar dalam kategori tersebut diperkirakan sekitar 90 persen pada tahun 2004.

Pembagian pasar kategori besar industri minuman adalah: air mineral (40 persen), Teh (30 persen), minuman ringan berkarbonasi (20 persen), dan lain-lain seperti jus (10 persen). Di kategori air mineral; Aqua menguasai sekitar 40 persen pasar, di kategori teh; Teh Botol Sosro menguasai sekitar 90 persen. Di kategori minuman berkarbonasi; Coca-cola menguasai 90 persen. Artinya dari segi volume, Teh Botol Sosro mampu menyalip multinasional Coca-cola yang telah didistribusikan di Indonesia sejak tahun 1930 (swa.co.id, 2005)


Gambar 1. Pembagian Pasar Kategori Besar
Industri Minuman di Indonesia
Sumber : swa.co.id, 2005


Persaingan dalam bisnis minuman teh dalam kemasan ini semakin menarik karena Sosro bukan hanya bersaing dengan produk lokal tetapi juga produk yang didukung oleh perusahaan multinasional. Tahun 1995 lahir Tekita dari PT Pepsi-Cola dan Grup Salim dengan ukuran botol yang lebih besar sebagai diferensiasi Tekita dibandingkan Teh Botol Sosro (Tekita 300 ml sedangkan Teh Botol Sosro 220 ml). Tahun 1998 Coca-cola meluncurkan Hi-C tetapi kemudian dihentikan kegiatan pemasarannya dan digantikan Frestea pada tahun 2002. Selain kedua produk dari perusahaan multinasional tersebut, Sosro juga harus bersaing dengan Lipton Tea dari Unilever yang dijual secara global. Tabel 1 menunjukkan beberapa produsen minuman teh dalam kemasan yang beredar di Indonesia.

Tabel 1. Beberapa Produsen yang Memproduksi Minuman Teh dalam Kemasan di Indonesia

Produsen Merek Teh
PT Sinar Sosro Teh Botol Sosro, Fruit Tea, S-Tea, Tebs, Green-T
The Coca Cola Company Frestea, Frestea Green, Frestea Fruitcy
Pepsi Cola Tekita
Unilever Lipton Tea
2 Tang Zestea
ABC President Nu Green Tea
Ultrajaya Teh Kotak
PT Sari Segar Alami GuaranTea
Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2007


Dalam persaingan tersebut sementara ini Sosro fokus kepada Tekita dan Frestea sebagai pesaing-pesaing yang harus diperhitungkan. Sosro memposisikan S-Tea yang kemasan botolnya lebih besar seperti halnya Tekita, dibuat sebagai fighting brand  Sosro melawan Tekita. Sedangkan untuk membendung langkah Frestea, Sosro memposisikan Fruit Tea sebagai merek tempurnya. Strategi ini tidak lepas dari usaha Sosro untuk melindungi merek utamanya yaitu Teh Botol Sosro yang dianggap telah mapan.

DOWNLOAD USULAN PROPOSAL LENGKAP DISINI

No comments:

Post a Comment

Mengejar Layangan. Powered by Blogger.