Dari sebuah warung di Amlapura |
Saat gerimis kemudian menahan laju sepeda motor kami tepat di jalur Abang - Karangasem. Kami berteduh sebentar untuk menikmati hamparan sawah yang membentang luas dan hijau. Di sebuah warung kopi tradisional Bali, yang sangat bersahabat. Secangkir kopi Bali, khas aromanya, dan penyajian yang berbeda ketika kita bandingkan dengan kopi ala Jawa. Dalam gelas kaca, air terisi tidak penuh, setengah lebih sedikit. Penyajian tradisional ini membuat sahabat yang baru tinggal di Bali bertanya, "Emang segini ya, takaran kopinya?"
Bagi orang-orang yang belum lama tinggal di Bali memang terasa aneh. Tapi bagi yang terbiasa dan lumayan lama tinggal di Bali, ini adalah budaya yang khas. Dan inilah keunikan kopi Bali. Namun ketika kita meminumnya, sangat berbeda rasanya dibandingkan kopi sachet pabrikan. Racikan ala Bali ini sangat luar biasa, dan sahabat saya dari Jawa ini pada hari-hari berikutnya membuat dengan takaran khas Bali. "Lebih enak begini," Katanya.
Baik, berhubung sambungan internet sepertinya akan habis, maka disudahi dulu ceritanya. Kita akan lanjut besok atau kapan-kapan.
Thx bro.
No comments:
Post a Comment